Sumber |
Saat terbangun pagi ini hidungku dimanjakan oleh wangi kopi susu dan omelet keju kesukaanku. Sangat menggoda. Aku pun segera beranjak dari kasur dan keluar dari kamar. Edi, suamiku sedang duduk di meja makan. Matanya tidak lepas dari notebook di hadapannya.
“Selamat pagi sayang.." Edi tersenyum padaku saat menyadari bahwa aku sudah bangun.
“Pagi..” aku mencium keningnya, dan Edi pun membalas dengan mencium pipiku.
“Cepet dimakan tuh, keburu dingin, spesial buat kamu, kejunya banyaaaakkk banget.." Edi menunjuk pada kopi susu dan omelet keju di meja.
Aku pun melahap omelet keju spesial buatan suamiku. Yummy!
"Oiya, tadi ponsel kamu bunyi, ada sms kayanya..” kata Edi, tangannya sibuk mengetikkan sesuatu pada keyboard notebook-nya.
Siapa ya yang pagi-pagi begini sudah menghubungiku. Aku segera meraih ponselku yang berada di tengah meja.
Kulihat nama pengirimnya. Jaja? Dia kan suamiku. Tapi Edi? Aku meliriknya, dia juga suamiku. Jadi?
“Met pagi istriku.. Udah bangun? Bilang Edi, nanti aku sampai Bandung kira-kira jam 4.. Miss you.. Oiya, aku bawain pempek palembang..” begitu isi smsnya.
Aku mengernyitkan dahiku. Edward Cullen alias Edi, suamiku. Jacob alias Jaja, juga suamiku. Kok?
“Siapa? Jaja ya?” pertanyaan Edi mengagetkanku.
“Eh, mmm iya..” aku menjawab ragu-ragu.
“Dia pulang hari ini ya? Aku bakal kangen kamu deh seminggu ini.. Tapi dia bawa pempek palembang kan?” Edi berkata dengan santai.
Apa ini? Aku punya dua suami? Kok aku bisa lupa? Bagaimana ceritanya? Dan mereka, kedua suamiku tidak cemburu satu sama lain?
~~~~~
Saat terbangun pagi ini, tidak ada wangi kopi susu maupun omelet keju yang menyambut. Di sebelah saya, ada dua lelaki tampan yang masih terlelap. Bukan Edi dan Jaja. Tapi Jav buah hatiku dan Yudhie suamiku, satu-satunya suamiku.
Syukurlah ternyata tadi itu hanya mimpi. Meskipun sudah lega, tapi perasaan aneh dalam mimpi itu masih terasa sampai sekarang. Bagi saya, rasanya tidak nyaman mempunyai dua suami. Kalaupun diperbolehkan oleh agama, saya tidak mau melakukan poliandri, mempunyai suami lebih dari satu.
Di mimpi itu, Edward Cullen dan Jacob tampak baik-baik saja dipoliandri oleh saya. Saya bahagia? Tidak. Justru terbersit dalam pikiran saya bahwa jangan-jangan mereka tidak benar-benar mencintai saya.
Seseorang pernah berkata pada saya:
Lebih baik tidak memilikimu sama sekali, daripada memilikimu tapi setengah-setengah.
Saya setuju dengannya. Jika seseorang benar-benar mencintai saya, tentu seharusnya dia ingin memiliki saya seutuhnya. Begitu juga sebaliknya. Jika saya benar-benar mencintai seseorang, tentu saya ingin memiliki dia seutuhnya. Saya berharap cintanya hanya untuk saya dan keluarganya.
Maka dari itu, meskipun saya tidak melarang poligami karena Islam pun tidak melarang, saya pribadi tidak mau dipoligami. Saya mencintai suami saya dan ingin memilikinya secara utuh.
~~~~~
UPDATE
Tulisan ini diikutsertakan pada lomba Bagi-Bagi Buku: Lagi-Lagi Poligami yang diadakan oleh Leyla Hana.
Tulisan ini diikutsertakan pada lomba Bagi-Bagi Buku: Lagi-Lagi Poligami yang diadakan oleh Leyla Hana.
No comments :
Post a Comment